
Mendampingi Anak Belajar di Rumah (BdR)
Tahun ajaran baru di sekolah formal sudah berlangsung mulai 13 Juli 2020. Karena sebagian besar kondisi daerah negeri kita masih berada di zona merah, maka sejumlah sekolah harus tetap menerapkan sistem belajar daring dan luring di rumah untuk mencegah penularan covid-19.
Hal itu dilakukan sebagai pemenuhan standar protokol kesehatan di masa pandemi ini yang dikeluarkan gugus tugas percepatan penanganan covid -19 oleh pemerintah pusat hingga daerah. Sekolah pun berupaya maksimal mencari strategi pembelajaran sesuai dengan kemampuan sumber daya guru dan kesiapan lembaga menyiapkan perangkat pembelajaran yang terbaik untuk kesuksesan siswa-siswinya.
Seorang bapak meng-upload sebuah status di Facebook betapa mereka harus sibuk dan pontang-panting di rumah mendampingi putraputrinya belajar selain dirinya work from home (WFH), sedangkan istri pun harus bekerja. Sang bapak mendampingi empat putra-putrinya yang harus belajar dari rumah (BDR) dengan jenjang yang berberda-beda. Putra pertama baru tahun ini memasuki jenjang SMA, sedangkan adik kedua di kelas 8 sebuah SMP swasta berbasis Islam, dua adiknya masih di SD dan TK. Karena sekolah jenjangnya beda dan tingkat usia juga tidak sama, tentu dibutuhkan pendampingan yang berbeda juga. Di sinilah diperlukan kesigapan orang tua untuk banyak belajar sekaligus memiliki ketepatan dalam mendampingi sang anak. Meski dipahami bahwa tidak semua orang tua memiliki ilmu pedagogi, namun karena kebutuhan saat ini, pendampingan belajar anak di rumah sangat diperlukan khususnya di tingkat SD dan PAUD.
Berikut ini beberapa cara agar anak tetap fokus belajar meski orang tua sambil menjalani work from home atau kerja dari rumah. Karena sekolah biasa sudah memiliki patokan dalam sistem pembelajaran daring (via Zoom, Google Meet, WhatsApp, dan lain-lain) atau aplikasi pembelajaran yang sudah dikeluarkan oleh Kemendikbud. Anak lantas mendapatkan tugas-tugas untuk dikerjakan agar mereka tetap belajar meski di rumah. Tetapi, suasana rumah berbeda dengan sekolah. Ada saja yang bisa mengganggu konsentrasi belajar anak. Anak kurang fokus belajar. Efeknya bisa berimbas pada orang tua yang sedang bekerja. Maka, orang tua perlu tahu bagaimana cara agar anak bisa berkonsentrasi dengan baik. Berikut cara-caranya:
- Lakukan pendampingan satu per satu bagi yang memiliki beberapa putra-putri di rumah, terlebih untuk jenjang pendidikan dasar dan PAUD. Multitasking membuat mereka tampak sulit berkonsentrasi. Latih anak anak fokus untuk mengatasi satu hal pada satu waktu. Ini lebih baik daripada mengerjakan beberapa hal sekaligus. Dilansir dari Oxford Learning, aktivitas ini akan membantu memfokuskan pikiran anak Anda pada apa yang ada di depannya daripada mencoba memikirkan terlalu banyak hal yang berbeda sekaligus.
- Pecahkan tugas. Memecah tugas besar menjadi tugas yang lebih kecil dapat membantu meningkatkan fokus dengan membuat sesuatu lebih mudah ditangani. Mengerjakan terlalu banyak tugas sekaligus akan menyebabkan kebosanan dan anakanak akan cepat mengalami gangguan. Dengan memecah tugas mereka, anak memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang perlu dilakukan.
- Beri anak ruang khusus. Ruang yang tidak teratur dapat menjadi penyebab utama anak-anak tak bisa konsentrasi. Pastikan anak memiliki ruang belajar khusus seperti meja belajar. Ruang ini harus bersih dan rapi serta hanya berisi barang-barang yang dia butuhkan untuk sesi belajar itu seperti buku pelajaran, buku catatan, alat belajar, dan perlengkapan mencatat, ataupun laptop/tab.
- Atur buku catatan mereka. Catatan terorganisasi sama pentingnya dengan ruang belajar yang terorganisasi. Bantu anak mengatur catatannya sehingga mudah ditemukan. Beri kode warna untuk setiap subjek salah satu cara yang bagus. Pastikan catatan kelas anak juga rapi. Catatan yang tidak teratur dan tidak lengkap dapat menjadi pemicu tidak fokus. Mempelajari cara membuat catatan belajar yang efektif memastikan bahwa anak dapat menghabiskan waktunya untuk meninjau suatu topik daripada mencari informasi yang hilang.
- Tetapkan waktu selain belajar. Banyak anak melakukan yang terbaik ketika mereka memiliki rutinitas yang dapat mereka patuhi. Bantu anak membuat jadwal harian yang disepakati bersama yang mencakup waktu untuk pekerjaan rumah, istirahat belajar, dan kegiatan lainnya. Berpegang teguh pada jadwal ini akan membantu memasukkan anak ke dalam rutinitas di mana ia siap untuk duduk dan fokus pada tugas sekolah.
- Rencanakan waktu Istirahat. Melakukan tugas sekolah selama berjam-jam pada satu waktu tanpa istirahat dapat dengan cepat menyebabkan fokus siswa menurun. Rencanakan istirahat belajar yang sering bagi anak untuk memberinya kesempatan untuk menghilangkan energi ekstra, dan membantu menghindari frustrasi atau rasa kewalahan. Anak-anak perlu bangun, bergerak, dan melakukan sesuatu yang berbeda dan tidak terlalu melelahkan setelah menghabiskan waktu berkonsentrasi. Mereka akan mendapat manfaat dari meluangkan waktu untuk beristirahat dan mengisi ulang, terutama selama waktu mengerjakan tugas. Anak-anak yang lebih kecil dapat mengambil camilan atau istirahat bermain, dan remaja dapat mengambil kesempatan untuk memeriksa posting atau teks teman mereka dengan teman sebaya.
- Latih pernapasan perut. Dilansir dari Pbs, melatih pernapasan diafragma menjernihkan pikiran sehingga dapat berkonsentrasi. Ini adalah keterampilan penting bagi anak-anak ketika mereka dihadapkan dengan tugastugas yang menantang, yang dapat membuat mereka cemas dan meningkatkan detak jantung mereka.
- Bantu anak berlatih mindfulness. Ketika anak Anda terganggu, dorong dia untuk beristirahat 5 menit untuk duduk dengan tenang dan luangkan waktu sejenak untuknya. Mintalah anak menggunakan waktu ini untuk memikirkan apa yang mengalihkan perhatiannya dan bagaimana memfokuskan kembali pada tugas yang ada. Terlebih bila menggunakan laptop, HP, Tab dan alat lainya diperlukan refres untuk menjaga kesehatan mata anak.
- Temukan sesuatu yang disukai oleh anak. Kurangnya fokus bisa berasal dari kurangnya minat pada isi materi. Solusinya, hubungkan belajar dengan sesuatu yang diminati anak. Misalnya, jika anak mengerjakan laporan buku, tetapi kesulitan duduk untuk benar-benar membaca, cobalah memilih buku tentang topik yang ia minati atau ingin belajar lebih.
- Berlatih mengamati sesuatu. Anak-anak dapat terganggu oleh ”rangsangan internal” seperti sensasi fisik atau ingatan dan imajinasi yang menghibur. Anda dapat memainkan permainan mengamati beberapa hal di rumah, mendengarkan dengan saksama lirik lagu bersama, atau melakukan beberapa pose olahraga dan memperhatikan bagaimana rasanya di tubuh.
Dengan beberapa variasi pendekatan di atas, secara psikologis semoga anak tetap enjoy full learning di rumah dan aman nyaman bersama keluarga. (Drs. H. Subiyanto)