Anak Mogok Sekolah Karena Apa ?
Terdengar dari dalam rumah, Dina mengucap salam sambil membuka pintu. Tetapi, suaranya tidak sekeras seperti hari-hari biasanya. Setiap hari, apabila sudah pulang sekolah dan sampai di depan pintu, pasti suara salamnya lantang dan keras sekali. Tapi, hari ini berbeda sekali. Suara salamnya seperti tidak bertenaga.
”Assalamualaikum, Ma.”
”Waalaikumsalam,” jawab mamanya sambil tersenyum.
”Ada apa cantic? Wajahnya kok cemberut gitu?” Dengan melempar tas sekolahnya di atas kursi, Dina mengutarakan kekesalannya.” Besok aku tidak sekolah, Ma!” ”Lho kenapa?”
Tanpa menjawab alasannya, Dina sambil berteriak, “Pokoknya aku besok tidak mau masuk sekolah!”
Sang Mama hanya termangu dan diam memperhatikan tanpa berucap. Hal yang demikian itu diulangi lagi ketika Dina menjelang mau tidur, masih mengutarakan hal yang sama, “Pokoknya Ma, besok pagi aku tidak mau masuk sekolah!”
Bagi keluarga yang memiliki putra-putri usia sekolah KB-TK hingga SD pasti pernah mendengar suara rengekan putra-putri kita yang kesal dengan kejadian atau lingkungan sekolahnya dengan ungkapan ”mogok masuk sekolah.” Padahal, di hari-hari sebelumnya sang anak bersemangat sekali untuk pergi ke sekolah.
Apabila hal tersebut terjadi, orang tua harus mencermati dengan sangat apa yang menjadikan anak kita mogok sekolah. Carilah akan masalahnya dengan bijak. Berikut langkah detail untuk mencari akar masalah anak yang mogok sekolah.
1. Perbanyaklah mendengar daripada berbicara. Karena tidak ada anak yang tiba- tiba mogok sekolah. Pasti sebelum hari H mogok, anak sudah menunjukkan gelagat malas bersekolah. Namun, karena kita kurang peka terhadap bahasa tubuhnya, malas mendengarkan keluh kesahnya dan terlalu cepat menyimpulkan sikap anak, maka kita melewatkan masa kritis saat anak membutuhkan pertolongan. Dekati anak Anda, dengarkan keluh kesah dan permintaannya, peluk ia dengan berkata, “Mama/Papa mengerti. Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja, Nak”. Hindari menyimpulkan bahwa anak bersalah. Bandingkan dulu dengan pernyataan dari pihak kedua dan ketiga.
2. Apabila pernyataan anak mengarah pada pihak sekolah atau teman-temannya, Anda harus berdiskusi dengan pihak sekolah. Tanyakan bagaimana kegiatan anak di sekolah, apakah terlihat antusias atau ada yang mengganggu dan pertanyaan lain yang terkait. Kalau Anda bingung ingin bertanya apa, tanyakan saja satu pertanyaan sederhana, “Papa/Mama, guru, apa yang bisa membuat anak saya semangat bersekolah?”
3. Proses pengasuhan bukan tanggung jawab mama. Melainkan, tanggung jawab berdua dengan papa. Apabila ada papa yang cuek karena menganggap tugasnya hanya mencari nafkah, mulai sekarang cobalah untuk terbuka dan menjelaskan problem yang dialami anak. Ajak pasangan untuk memecahkan masalah anak bersama. Anak kitapasti akan bersemangat dan bahagia apabila melihat orang tuanya kompak memerhatikannya.
Setiap anak memiliki problem tersendiri yang khas karena terkait dengan kepribadian orangtua, lingkungan tempat ia tinggal dan karakteristik teman-teman atau gurunya. Karena itu, penyebab mogok sekolah menjadi bervariasi.
Dari masalah di atas, orang tua bisa mencari jalan keluar. Pertama, mencari scala prioritas untuk menyelesaikan. Bisa melibatkan sang anak, guru, dan sekolah untuk mencari solusi terbaik agar anak mau masuk sekolah kembali tanpa terbebani masalah yang ada. Kedua, melatih anak bersosialisasi dengan teman sebaya di rumah maupun sekolah dengan control sesuai kebutuhan anak. Ketiga, bila masalah ketidakmampuan dalam bidang akademik, orang tua bisa mencarikan pendamping yang cocok untuk anak agar lebih mudah mendapatkan tambahan akademik yang dibutuhkan.