Kembali
image
Keislaman

Apa Doa Merupakan Protes Diri atas Takdir Allah SWT?

setahun yang lalu ● Dibaca 665x

PERTANYAAN

Assalamu’alaikum wr wb. 

Menyambung jawaban Bapak pada edisi sebelumnya tentang doa dan takdir, saya mohon penjelasan apakah berdoa itu bukan termasuk protes atau tidak rida terhadap takdir Allah? Tidakkah Allah amat murka terhadap orang yang tidak rida dengan takdir-Nya. Demikian, terima kasih. Abdul Ghofir - Denpasar

JAWABAN

Wa’alaikum salam wr wb. 

Terima kasih Bapak Abdul Ghofir yang selalu setia menyimak majalah ini.

Bapak benar, dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman, “Barangsiapa tidak rida (tidak senang) dengan takdir-Ku, dan tidak bersabar atas ujian-Ku, maka hendaknya ia mencari Tuhan selain Aku” (HR Al Thabrani dari Abi Hind Al Dary ra). 

“Barangsiapa tidak rida (tidak senang) atas keputusan dan takdir-Ku, maka hendaknya ia mencari Tuhan selain Aku” (HR Al Baihaqi dari Anas ra). 

Dua hadis qudsi tersebut menekankan bahwa kita harus menerima takdir Allah dengan rida atau senang hati, meskipun takdir itu tidak sesuai dengan harapan. Sebab, semua keputusan Allah pasti terbaik untuk masa depan dunia dan akhirat kita. Semua takdir ditetapkan berdasar kasih-Nya, bukan murka-Nya. Kita diharamkan berburuk sangka kepada-Nya. 

Berdoa tidak termasuk tindakan anti takdir Allah. Sebab, doa hanya berisi permintaan, bukan protes kepada-Nya. Tapi, jika doa itu disertai protes, doa itu termasuk anti takdir Allah dan itu perbuatan dosa. Misalnya, kita berdoa, “Wahai Allah, mengapa Engkau tidak adil. Engkau memberi saya penyakit, padahal saya selalu salat berjamaah, puasa, zikir, dan banyak bersedekah. Tetangga saya tidak pernah salat dan tak pernah sedekah, bahkan sering mencuri, tapi Engkau berikan kesehatan. Wahai Allah sembuhkan saya segera!” Inilah contoh doa yang bernada protes. 

Nabi SAW memerintahkan rida menerima takdir, misalnya penyakit. Tapi, ia tetap memerintahkan untuk berikhtiar dan berdoa untuk kesembuhan. Jadi, rida menerima takdir ibadah dan berdoa juga ibadah. Sama-sama menyenangkan Allah. Allah SWT justru murka terhadap orang yang tidak mau berdoa. Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman, “Barangsiapa tidak berdoa, Aku marah kepadanya” (HR ‘Askary dari Abu Hurairah ra). 

Nabi SAW juga bersabda, “Mintalah Allah dari karunia-Nya, sebab Dia senang untuk diminta.” (HR At Turmudzi dari Ibnu Mas’ud ra). 

Umar bin Khattab ra pernah menyuruh penduduk Syam untuk tetap tinggal di dalam rumah karena kampung itu sedang dilanda wabah penyakit (tha-‘un). Ia juga melarang penduduk lain memasuki kampung itu. “Tidakkah itu takdir Allah?” protes seorang sahabat. “Ya kita lari dari satu takdir ke takdir yang lain.” 

Wallahu ta’ala a’lam.

Penulis : Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz, M.Ag